Minggu, 17 Juni 2012

Arti Pengorbanan

" ....Versi orang mungkin 'pengorbanan', tapi versi kita itu 'prioritas' untuk menjalankan kewajiban. Bagaimana kita bisa mempersembahkan sesuatu untuk ummat." - Bu Dedeh Wahidah.

Pas kemaren pertemuan sama ibu-ibu yayasan atau kita sebut ibu-ibu RnD, kata-kata di atas langsung menyadarkan aku sama sesuatu. Sebenernya sih itu lagi ngebahas pertanyaan Tifa tentang gimana ngatur waktu dan gimana cara tetep menjalankan peraturan asrama dengan baik tapi dakwah ke masyarakat juga jalan. Cuma, aku juga ngambil pelajaran lain juga, yaitu tentang nilai pengorbanan.

Selama ini, aku ngerasa sekolah di Bogor salah satu pengorbanan besar. Padahal harusnya aku berpikir kalo itu sebuah prioritas. Prioritas aku untuk sekolah di tempat yang terbaik  prioritas aku untuk dapet banyak pelajaran, dari pada leha-leha di rumah gak ada kemajuan signifikan.

Selama ini aku pikir bangun jam tiga itu pengorbanan, padahal harusnya aku berpikir itu adalah sebuah prioritas aku untuk ngedapetin pahala sebanyak-banyaknya, dari pada tidur lagi dapet apa?

Selama ini aku pikir ngerjain PR sampe begadang itu sebuah pengorbanan, pengorbanan biar dapet nilai bagus. Padahal mah itu ya prioritas kita ngerjain PR yang menjadi kewajiban seorang siswa.

Dan masih banyak lagi, kalo dipikir lagi nih ya ngapain kita ngerasa itu sebuah pengorbanan? Kesannya kayak orang yang paling menderita aja di dunia.

Semua kebaikan yang kita lakukan di dunia ini adalah sebuah prioritas, bagaimana kita membuat kebaikan itu sesuatu hal yang paling penting di dunia ini dan harus kita lakukan. Bukannya sebuah pengorbanan. Tentunya semua alasan prioritas itu kembali lagi, bahwa semua yang kita lakukan di dunia ini dalam rangka ibadah kepada Allah.

Sejak saat itu paradigma aku tentang arti pengorbanan jadi berbeda...



  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar